Buku ini diceritakan dari kisah nyata, tragedi antarbangsa yang mengatasnamakan agama yang terjadi di Singapura pada 11-13 Desember 1950, peristiwa ini dipicu oleh perebutan hak asuh Nadra (Maria Hertogh) yang mengakibatkan terjadinya kerusuhan besar di Singapura dimana ada 18 orang terbunuh dan 173 orang luka parah.
Nadra yang bernama asli Maria Hertogh adalah gadis Belanda tulen lahir di Cimahi, Jawa Barat 24 Maret 1937, anak ke 4 dari 5 bersaudara. Dia seorang Katolik. Ayahnya bernama Adrianus Petrus Hertogh adalah seorang sersan pasukan tentara Belanda, dan ibunya bernama Adeline Hunter. Maria dan saudara-saudaranya dibesarkan dengan cara hidup bangsa Belanda.
Ketika Jepang menyerbu, Adrianus ayah Maria tertawan dan dipenjara di Tokyo. Istrinya yang saat itu sedang hamil, meminta seorang wanita berdarah melayu bernama Aminah untuk merawat anaknya yang bernama Maria. Saat itu Maria berumur 5 tahun.
Aminah menyetujui untuk merawat Maria tetapi dengan syarat bahwa dia akan membesarkan Maria dengan keyakinan Aminah yaitu seorang muslim, dikhitan, dan mengganti namanya menjadi Nadra.
Setelah itu Aminah dan Nadra pindah ke Kemaman (30 km dari Kuantan di Negeri Pahang), dan Nadra bersekolah disitu.
Sekitar tahun 1947, Adrianus ayah Maria setelah bebas dari penjara berusaha mencari Maria di Bandung tetapi tidak menemukannya, akhirnya Adrianus dan keluarganya pindah ke kota kecil bernama Begen op Zoom.
Pada tahun 1950 ketika Nadra (Maria) berusia 13 tahun, orangtua kandung Nadra menemukan Nadra dan ingin mengklaim hak asuh atasnya kembali. Saat itu Nadra telah menikah dengan pria Melayu bernama Mansoor Adabi. Sidang demi sidang terjadi di pengadilan Singapura memicu banyak pihak bersimpati.
Siapakah yang sebenarnya berhak dan lebih mencintai Nadra?? Ibu kandungnya atau ibu angkatnya??