Suku Sentinel adalah suku yang mendiami Pulau Sentinel Utara yang berada di Kepulauan Andaman, India. Suku ini merupakan suku zaman
Pra-Neolitik terakhir yang masih ada hingga saat ini. Suku ini tinggal di Pulau Sentinel Utara selama sekitar 60.000 tahun, dan dikenal menjadi satu-satunya suku di dunia yang masih belum terjamah dunia modern hingga saat ini. Suku ini adalah penganut A
nimisme atau penyembah alam.
Dari banyak laporan yang diceritakan, suku ini akan menyerang siapapun orang asing yang ingin memasuki daerahnya. Mereka akan memanah dengan panah api atau melempar dengan batu-batu tajam dari bibir pantai.
Akan tetapi laporan itu berhasil dipatahkan oleh seorang Arkeolog wanita bernama Madhumala Chattopadhyay, yang saat ini menjadi Pejabat Peneliti Senior di Kementerian Keadilan Sosial dan Pemberdayaan.
Ketertarikan Madhumala dengan suku-suku Kepulauan Andaman dan Nicobar berawal pada usia 12 tahun, ketika dia menemukan berita kliping di rumahnya di pinggiran Shibpur, Kolkata, yang menceritakan tentang kelahiran seorang anak di antara suku-suku Onge yang hampir punah. Setelah berhasil menavigasi ke Universitas yang sedang mempelajari Antropologi, Madhumala melamar beasiswa PhD ke Survei Antropologi India untuk melakukan penelitian lapangan di pulau-pulau terpencil ini.
Pada 4 Januari 1991, Madhumala Chattopadhyay melakukan ekspedisi ke Pulau Sentinel Utara. Awak kapal yang terdiri dari 13 orang menggunakan perahu kecil ke pulau itu, dan Madhumala adalah satu-satunya wanita disitu. Ketika mereka melakukan pendekatan, saat itulah untuk pertama kalinya mereka melihat para suku Sentinel. Beberapa dari suku Sentinel bersenjatakan busur dan anak panah. Madhumala dan tim lainnya mengambil inisiatif untuk menjatuhkan kelapa di air. Tiba-tiba, sekelompok kecil orang Sentinel mendekati mereka dengan kano dan mengambil persembahan (Baca : Kelapa). Kemudian tim itu mencoba untuk menjatuhkan kelapa untuk yang ke 2 kalinya, orang-orang Sentinel tiba di kapal rombongan tamu, menyentuhnya dan mengumpulkan kelapa secara langsung. Tetapi seorang penjaga muda di pantai memiliki busur dan anak panah yang ditargetkan kepada tim Madhumala.
Ketika penembak itu hendak melepaskan panahnya, seorang wanita suku Sentinel yang berdiri di dekatnya mendorong penembak itu, dan panah meleset dari sasarannya dan jatuh di dalam air. Wanita itu melakukan itu dengan sengaja, sehingga menyelamatkan tim Madhumala dari cedera parah atau bahkan kematian. Suka Sentinel melihat adanya Madhumala yang seorang wanita di perahu itu, dan sekarang percaya bahwa Tim Madhumala tidak mengancam. Karena suku Sentinel dikenal sangat melindungi wanitanya. Setelah kejadian itu, Madhumala naik ke air dan mulai menyerahkan kelapa secara langsung.
Pada 21 Februari 1991, Madhumala kembali mendatangi suku Sentinel. Dan kali ini timnya diterima dengan tangan sambutan. Madhumala dan tim melakukan interaksi dengan suku Sentinel selama 6 tahun. Namun, Pemerintah India menghentikan interaksi seperti itu, takut penyebaran epidemi di kalangan suku Sentinel. Keputusan yang masuk akal pada saat itu, mengingat apa yang terjadi pada suku lain di Andaman, para Jarawa.
Sumber : The Logical Indian
Sumber : The Logical Indian