Kasih yang Mengubahkan

Pernahkah kamu mendengar kata "Bilingual, trilingual, poliglot dan hiperpoliglot?" Yuk kita cari tau maksudnya.. BILINGUAL adalah sebutan untuk seseorang yang fasih menggunakan 2 bahasa yaitu bahasa daerah dan bahasa Indonesia TRILINGUAL Adalah sebutan untuk seseorang yang fasih menggunakan 3 bahasa (termasuk bahasa asing) POLIGLOT Adalah sebutan untuk seseorang yang fasih menggunakan 4-5 bahasa (termasuk bahasa asing) HIPERPOLIGLOT Adalah sebutan untuk seseorang yang fasih menggunakan 6 bahasa dan lebih Di Indonesia sendiri ada seorang remaja bernama Gayatri Walisa yang berasal dari Ambon yang fasih menggunakan 14 bahasa, diantaranya bahasa Arab Saudi, Italia, Spanyol, Belanda dan Talagog. Semua bahasa itu dipelajarinya melalui film dan musik. Belajar banyak bahasa juga bermanfaat lho, antara lain meningkatkan kinerja otak, mencegah demesia dan alzheimer, meningkatkan memori dan membuat pikiran lebih tajam. 📷 Google

Saya bemimpi Indonesia bisa memberikan pendidikan yang lebih baik untuk anak-anak di daerah pedalaman Indonesia. Banyak anak yang ingin bersekolah tetapi hanya sedikit yang mau mengambil bagian memberikan pendidikan di pedalaman. Ada banyak lulusan guru tetapi hanya mau mengajar untuk anak-anak kota karena sulitnya akses untuk mengajar di pedalaman seperti jalan yang sulit ditempuh untuk bisa sampai ke sekolah tujuan. Anak-anak yang ingin bersekolah pun harus berjalan kaki dengan menempuh jarak berkilometer, bahkan ada yang harus menginap di rumah kerabat beberapa hari sebelumnya agar tidak terlambat ke sekolah. Selain itu sekolah yang mereka miliki juga ada yang bocor atapnya, tidak memiliki dinding, bahkan ada yang gedung sekolahnya hampir roboh. Untuk seragam dan buku-buku mereka pun masih edisi yang lama dan belum menggunakan teknologi. Banyak yang memiliki kemauan dan semangat bersekolah tetapi tidak di dukung dengan fasilitas yang memadai, sedangkan pemerintah mewajib

Semua yang terjadi,  percayakanlah kepada Tuhan. Lakukan saja bagianmu dan  Tuhan akan melakukan bagianNya.

Sebelum kita membahas mengenai "korban yang tidak utuh", kita kenali dulu 2 proses identifikasi korban yaitu Ante Mortem dan Post Mortem yang dilakukan oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) ANTE MORTEM Adalah data-data sebelum korban meninggal. Data ini didapatkan dari pihak keluarga misalnya pakaian, tanda lahir, tato, bekas luka, serta sample DNA dari anggota keluarga kandung. Data Ante Mortem juga meliputi data primer yaitu sidik jari dan pemeriksaan gigi. Pihak keluarga diminta membawa dokumen lengkap untuk membantu pengumpulan data misalnya ijazah atau KTP, dan membawa foto korban tersenyum yang menunjukkan struktur gigi depan. POST MORTEM Adalah data-data yang didapatkan setelah tim DVI menemukan dan mengevakuasi korban. Data Post Mortem meliputi sidik jari, golongan darah, DNA, dan kostruksi gigi. Foto diri, pakaian dan barang yang melekat pada korban juga termasuk data Post Mortem. Setelah semua data lengkap, data Post Mortem tersebut d

📌 Pemakaman Pulau Beruang 27 Sept 2020